Selasa, 19 Mei 2009

Ziarah Mudika Wilayah St. Petrus & Paulus



Pada tanggal 9 Mei 2009, Mudika St. Petrus & Paulus telah berhasil menyelenggarakan kegiatan ziarah pertamanya ke Goa Maria Kaliori Purwokerto. Kegiatan yang diikuti oleh 37 peserta tersebut diisi dengan kegiatan jalan salib, berdoa, dan makan siang (a’la kendurian). Acara di Goa Maria Kaliori tersebut kemudian dilanjutkan dengan acara shoping ke Toko Getuk Goreng ‘Aseli’ dan wisata ke Goa Jatijajar.
Peserta berangkat menggunakan bis Aspada dan mobil carteran (APV). Meskipun dengan waktu persiapan selama 13 hari dan waktu mencari transportasi pada H-5, namun akhirnya kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bertindak sebagai ketua dan wakil ketua panitia adalah Candra dan Riko.

Live In di Sombron


Pada tanggal 23 – 25 Mei 2009 aku ikut kegiatan Live in yang diadakan Stube HEMAT Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan bertempat di Sombron Kab. Semarang (dekat PTP Karet). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka follow up Pelatihan Energi Alternatif. Aktifitas yang dilakukan adalah melihat dan membantu pembuatan biodigister, serta melihat hidram. Namun sayangnya aku belum sempat melihat hidram, soalnya hujan dan tempatnya jauh.
Selama live in aku tinggal di rumah Pak Gono, begitu juga dengan teman-teman yang lain. Kegiatan live in tersebut dipandu oleh Pak Edi Tanto, selaku fasilitator. Sebagai tempat berkumpul dan melakukan aktifitas bersama, kegiatan dipusatkan di Balai Dusun.
Minggu pagi tanggal 25 Mei 2009, aku dan 4 orang mahasiswa Katolik diantar misa ke Gereja St. Paulus Miki Salatiga dan Goa Maria Rosamystica oleh Pak Sugiman, salah seorang tokoh masyarakat Katolik setempat. Sedangkan teman-teman yang beragama Kristen Protestan melaksanakan kebaktian di GKJ Sombron. .Jarak dari Sombron ke Gereja St. Paulus Miki tersebut sekitar 30 menit perjalanan, sehingga jam 5.30 harus sudah berangkat (misa pertama jam 6). Dan jarak antara Dusun Sombron dan Goa Rosamystica hanya sekitar 2 – 3 Km.
Hal yang paling berkesan di Sombron adalah toleransi beragama yang kuat. Hal ini di Sombron penduduknya pluralis, karena terdapat 3 agama disana (Islam, Katolik, dan Protestan). Dan yang lebih uniknya lagi ada warung sengsu di belakang Masjid, hal yang cukup aneh dan sulit ditemukan di Jawa

Divisi Parkir Mudika

Menanggapi adanya sejumlah usul tentang perlunya divisi yang mengelola parkir di Gereja St. Alfonsus Nandan, maka pada tanggal 13 Maret 2009 resmi dibentuk Divisi Parkir Mudika (DPM), dengan Koordinator Yohanes Anton N. Dalam menjalankan aktifitasnya DPM menggunakan 3 semangat dasar, yaitu Faith, Loyality, and Integrity. Adapun motto dari DPM adalah Serve to glory. Adapun daftar anggota DPM adalah : Bekti Prihantoro, Bambang, Frederico Saka, BR. Candra W.I., Albertus Arif, Andreas Y, Ag. Joko Nugroho.
Tugas besar pertama DPM adalah menghandle Parkir selama Pekan Suci 2009. Selama menjalankan tugas tersebut banyak suka duka yang harus dialami. Salah satu tugas yang paling berat adalah ketika harus memindah tenda yang menggunakan atap seng. Meskipun sudah dipindah oleh 8 orang dan sangat menguras tenaga, namun jarak perpindahannya tidak sesuai rencana. Disamping itu banyak anggota DPM yang harus ke Gereja lebih lama karena membantu petugas yang bertugas.
Pada pergantian kepengurusan pada tahun depan, rencananya DPM akan memilih koordinatornya sendiri. Sedangkan untuk posisi dewan penasehat akan diisi oleh mantan koordinator. Meskipun DPM akan dikembangkan sebagai devisi yang independen, namun akan menjadi bagian dari Mudika Wilayah St. Alfonsus Nandan. Hal ini karena salah satu tugas DPM adalah menjalankan tugas parkir Mudika Paroki.