Senin, 22 Juni 2009

Tuhan Menyelamatkanku


Dalam perjalanan untuk ziarah ke Sendangsono, sempat hampir terjadi kecelakaan fatal. Waktu itu dalam perjalanan dari Sanden ke Promosan melalui tempat yang sangat gelap dan kami hanya membawa beberapa senter kecil. Waktu itu aku bersepeda dengan kecepatan sedang. Karena kurang dapat melihat medan, aku tidak melihat ada tikungan yang cukup tajam dan menuruni bukit. Namun karena rem sepedaku blong, akhirnya aku tak dapat mengendalikan laju sepedaku yang melaju dengan kecepatan yang sangat kencang mendahului teman-teman, pada medan gelap yang tidak aku ketahui arahnya.
Teman-teman yang berada dibelakang panik, melihat laju sepedaku yang tak terkontrol lagi dan kemungkinan terjadinya kecelakaan 90 %. Meskipun tak dapat lagi melihat medan dan menahan laju sepeda, namun pada saat itu dalam hatiku seperti ada keyakinan yang menguatkan aku untuk membelokkan sepedaku ke kanan pada saat itu juga. Akhirnya tanganku menggerakkan stang ke kanan, dan sepedaku pun akhirnya berbelok tanpa terjatuh. Setelah berbelok sepedaku mengarah ke ditambah lagi jalanan yang curam, menurun dan gelap. Pada saat melalui jalan itu hampir saja sepedaku keluar dari jalan (aspal), ini karena pada aku merasakan bahwa aku tidak berjalan di jalan aspal dan telah melalui batuan-batuan. Namun akhirnya aku berhasil mengontrol arah sepedaku, dan menengahkannya kembali ke jalan aspal. Akhirnya sepedaku baru bisa berhenti sekitar 200 meter dari bukit tersebut, karena ada jalan menanjak.
Pagi hari kami kembali melewati jalan itu saat perjalanan pulang, setelah aku amati ternyata jalan menurun itu adalah sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 70-100 meter. di sebelah kanan aku melintas ada jurang yang dalam, dan di sebelah kiri terdapat proyek galian pipa, bebatuan dan jurang Sehingga bila saat itu aku salah mengambil keputusan, pasti saja aku masuk jurang atau masuk ke dalam galian pipa dan menabrak batu, karena jarak galian pipa kurang 1 meter dari jalan aspal. Aku percaya Tuhan membimbingku dan melindungiku pada saat itu. Karena tanpa-Nya pasti saja aku celaka.

Tidak ada komentar: